Perkataan yang baik adalah yang disukai Allah. Sebaliknya, perkataan yang buruk adalah yang dibenci-Nya. Perkataan yang baik adalah perkataan yang mengandung kebenaran dan manfaat. Setiap orang diwajibkan untuk berkata yang benar dan tidak boleh berbohong.
Orang harus jujur dalam perkataannya! Selain itu, setiap perkataan harus mengandung manfaat. Kalau sekiranya seseorang mengetahui bahwa perkataannya tidak akan membawa manfaat, bahkan akan menimbulkan mudharat atau bahaya, maka wajib perkataan tersebut wajib ditinggalkan. Berikut hadits tentang perkataan :
1. Dari Abu Hurairah ra., Rosululloh Muhammad saw. bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau – kalau tidak dapat berkata yang baik, hendaklah ia berdiam diri saja” (Muttafaq ‘alaih, Kebanyakan Ulama Hadits)
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau – kalau tidak dapat berkata yang baik, hendaklah ia berdiam diri saja” (Muttafaq ‘alaih, Kebanyakan Ulama Hadits)
2. Dari Sahl bin Sa’ad ra., Rosululloh Muhammad saw bersabda:
“Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya” (Muttafaq ‘alaih)
“Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya” (Muttafaq ‘alaih)
3.Dari Abu Hurairah ra.,Rasulullah Muhammad bersabda : “Sesungguhnya seseorang hamba itu niscayalah berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia fikirkan – baik atau buruknya -, maka dengan sebab perkataannya itu ia dapat tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara sudut timur dan sudut barat” (Muttafaq ‘alaih)
4.Dari Abu Abdur Rahman yaitu Bilal bin al-Harits al-Muzani ra. bahwasannya Rosululloh Muhammad saw bersabda:
“Sesungguhnya seseorang itu niscayalah berkata dengan suatu perkataan dari apa-apa yang diridhoi oleh Alloh Ta’ala, ia tidak mengira bahwa perkataan itu akan mencapai suatu tingkat yang dapat dicapainya, lalu Alloh mencatat untuknya bahwa ia akan memperoleh keridhoan-Nya sampai pada hari ia menemui-Nya -yakni hari kematiannya atau pada hari kiamat nanti. Dan sesungguhnya seseorang itu niscayalah berkata dengan suatu perkataan dari apa-apa yang menjadikan kemurkaan Alloh, ia tidak mengira bahwa perkataan itu akan mencapai suatu tingkat yang dapat dicapainya, lalu Alloh mencatatkan untuknya bahwa ia akan memperoleh kemurkaan-Nya sampai pada hari ia menemui-Nya” (Diriwayatkan oleh Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ dan juga oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shohih)
5.Dari Ibnu Umar ra., katanya: “Rosululloh Muhammad saw. bersabda:
“Janganlah engkau semua memperbanyak kata, selain untuk berzikir kepada Alloh Ta’ala, sebab sesungguhnya banyaknya pembicaraan kerasnya hati dan sesungguhnya sejauh – jauh manusia dari Alloh ialah yang berhati keras”, yakni enggan menerima petunjuk baik. (Hadits Riwayat Tirmidzi)
6.Dari Anas ra., katanya: “Rosululloh Muhammad saw. bersabda:
“Ketika saya dimi’rajkan, saya berjalan melalui suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga yang dengan kuku-kuku tadi mereka menggaruk-garukkan muka serta dada-dada mereka sendiri. Saya bertanya: “Siapakah mereka itu, hai Jibril?” Jibril menjawab: “Itulah orang-orang yang makan daging sesama manusia -yakni mengumpat – dan menjatuhkan kehormatan mereka” (Hadits Riwayat Abu Dawud)
“Ketika saya dimi’rajkan, saya berjalan melalui suatu kaum yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga yang dengan kuku-kuku tadi mereka menggaruk-garukkan muka serta dada-dada mereka sendiri. Saya bertanya: “Siapakah mereka itu, hai Jibril?” Jibril menjawab: “Itulah orang-orang yang makan daging sesama manusia -yakni mengumpat – dan menjatuhkan kehormatan mereka” (Hadits Riwayat Abu Dawud)
7.Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rosululloh Muhammad saw bersabda:
“Setiap Muslim atas sesama Muslim itu haramlah darahnya, kehormatannya serta hartanya – yakni haram dilanggar” (Hadits Riwayat Muslim)
8.Mu’adz bin Jabal radhiyallohu ‘anhu berkata: Saya pernah bersama Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Pada suatu pagi ketika kami sedang berjalan, aku berada didekat beliau, maka aku berkata :”Wahai Rosululloh kabarkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam Surga dan menjauhkan aku dari Neraka”
Maka beliau bersabda: “Sungguh engkau telah bertanya kepadaku tentang perkara yang begitu besar akan tetapi akan terasa mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Alloh, engkau beribadah kepada Alloh dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, engkau mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa dibulan Rmadhan dan melaksanakan ibadah haji” (Rukun Islam)
Kemudian beliau Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi Wasalam bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan?”
Saya katakan: “Tentu wahai Rosululloh”
“Berpuasa adalah perisai, sedekah dapat memadamkan dosa-dosa sebagaimana air dapat memadamkan api, demikian juga sholat seseorang ditengah malam, kemudian beliau membacakan ayat, ‘…lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur mereka…’ hingga ‘…apa yang telah mereka kerjakan'” (QS. As-Sajdah ; 17)
Kemudian beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan urusan yang terpenting, tiang-tiang penyangganya, dan puncak tertingginya?”
Saya katakan: “Tentu wahai Rosululloh”
Maka beliau bersabda: “Urusan terpenting adalah Islam, tiang penopangnya adalah sholat sedangkan puncak tertingginya (atapnya) adalah jihad”
Kemudian lanjutnya: “Maukah aku kabarkan kepadamu tentang kunci semua itu?”
Saya menjawab: “Tentu wahai Rosululloh”
Maka beliau memegang lidahnya, lalu bersabda: “Jagalah olehmu ini!”
Aku bertanya: “Wahai Nabi Alloh, apakah kami akan disiksa dengan sebab perkataan yang kami ucapkan?”
Beliau menjawab: “Ibumu kehilangan kamu ya Mu’adz, bukankah orang-orang itu tersungkur di Neraka diatas wajah-wajah mereka atau diatas hidung-hidung mereka, tidak lain disebabkan oleh ulah lisan-lisan mereka?” (Hadits Riwayat Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Hadits Hasan Shohih dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar